Thursday, November 7, 2013

Seller dan Buyer Online

Fenomena menjamurnya Online Seller di Indonesia. Buktinya? Lihat saja beranda FB anda, berapa banyak akun yang awalnya hanya untuk pribadi atau pemakaian personal lantas berubah menjadi akun bisnis, dengan adanya foto-foto produk yang dipajang? Atau jalan-jalan saja ke beberape situs penyedia jasa iklan gratisan, iseng saja ketik beberapa kata kunci, dan taraaa.. Hasilnya ga hanya ada satu.

Ya, kemudahan menjalankan bisnis online & testimoni dari beberapa pemain besar atau pemain kecil yang mulai merangkak besar tampaknya cukup menjadi magnet berdaya tarik besar untuk banyak orang, khususnya di kalangan perempuan. Ga sedikit online shop yang dijalankan dari rumah oleh para ibu rumah tangga. Karena "hanya" dengan bermodalkan koneksi internet & koneksi ke beberapa orang yang bisa mensupply produk tertentu secara kontinyu, online shop sudah bisa dioperasikan. Dan rata-rata, sebagian besar memulainya dari akun FB pribadi.






Fenomena ini memunculkan tanda tanya besar di benak sebagian orang, "jika semua orang beramai-ramai alih profesi sebagai penjual, lantas siapa nanti yang jadi pembelinya?". Pertanyaan sekaligus kekhawatiran yang wajar, mengingat jika jumlah penjual semakin banyak, otomatis barang yang beredar di pasaran kuantitinya juga bertambah, sementara tingkat permintaan konsumen tetap sama, hal ini bisa mencetuskan sesuatu yang disebut sebagai perang harga. Penjual ramai-ramai bersaing untuk memberikan harga yang paling murah demi menarik minat pembeli.

Tapi, apa iya selalu seperti itu? Karena sejatinya para online seller juga adalah online buyer. Serius? Iyaaa.. Saya contohnya. Meski status saya sebagai seller mainan & perlengkapan anak, tak jarang saya tetap berbelanja perlengkapan anak di OS lain, terutama yang sedang mengadakan sale atau diskon, hehe.. naluri seorang ibu ya? Selalu suka dengan barang murah tapi kualitasnya bagus. Jika untuk barang dengan jenis sama saja, saya masih berbelanja di OS lain, apalagi dengan jenis barang yang berbeda? Pakaian dewasa (dalam hal ini gamis) misalnya, saya lebih suka berbelanja di online ketimbang ubek-ubek pasar atau mall offline. Yaaa meski sama-sama jarang menemukan ukuran yang sesuai, saya tetap lebih suka dengan aktivitas belanja online, karena beberapa alasan:
1. Sellernya sudah saya kenal, jadi lebih enak kalau harus konsultasi seputar bahan, ukuran, model, dll
2. Harga bisa nego, hehe.. Kalau belanjanya di teman sendiri, kadang ada yang langsung menawarkan harga diskon tanpa diminta
3. Ga perlu capek-capek keluar rumah atau pusing-pusing keliling toko demi toko demi mendapatkan model yang diinginkan
4. Ga ada cost lebih yang harus saya keluarkan. Bandingkan jika saya berbelanja offline sambil membawa anak, biasanya ada biaya makan, minum, main, dll. Lebih boros kan jatuhnya?

Jadi, bagaimana? Tertarik untuk mencoba membuka toko online juga? Atau masih tetap ingin sebagai buyer saja? Silahkan tentukan pilihan anda sekarang. Jika anda membutuhkan mainan atau perlengkapan anak, setidaknya anda sudah tau salah satu alternatif toko online-nya kan? Hehe.. Ini namanya UUN alias ujung-ujungnya ngiklan.

 note: foto ilustrasi diambil dari google image

No comments:

Post a Comment